Sunday, May 24, 2015

Review Buku : Bulan Terbelah di Langit Amerika


Judul buku :  Bulan Terbelah di Langit Amerika
Penulis : Hanum Salsabila Rais dan Rangga Almahendra
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama : Mei 2014……Cetakan ke tujuh : Januari 2015
ISBN : 978-602-03-0545-5
Hal :343 halaman
“Amerika dan Islam. Sejak 11 September 2001, hubungan keduanya berubah. Semua orang berbondong-bondong membenturkan mereka. Mengakibatkan banyak korban berjatuhan; saling curiga, saling tuding, dan menyudutkan banyak pihak. Ini adalah kisah perjalanan spiritual di balik malapetaka yang mengguncang kemanusiaan. Kisah yang diminta rembulan kepada Tuhan. Kisah yang disaksikan bulan dan dia menginginkan Tuhan membelah dirinya sekali lagi sebagai keajaiban. Namun, bulan punya pendirian. Ini untuk terakhir kalinya. Selanjutnya, jika dia bersujud kepada Tuhan agar dibelah lagi, itu bukan untuk keajaiban, melainkan agar dirinya berhenti menyaksikan pertikaian antarmanusia di dunia. “Apa? Wajah Nabi Muhammad junjunganku terpahat di atas gedung ini? Apa-apaan ini! Penghinaan besar!” seruku pada Julia. Mataku hampir berair menatap patung di dinding Supreme Court atau Mahkamah Agung Amerika Serikat, tempat para pengadil dan terhukum di titik puncak negeri ini. “Jangan emosi. Tak bisakah kau berpikir lebih jauh, Hanum? Bahwa negeri ini telah dengan sadar mengakui Muhammad sebagai patron keadilannya. Bahwa Islam dan Amerika memiliki tautan sejarah panjang tentang arti perjuangan hidup dan keadilan bagi sesama. “Akulah buktinya, Hanum.” Kisah petualangan Hanum dan Rangga dalam 99 Cahaya di Langit Eropa berlanjut hingga Amerika. Kini mereka diberi dua misi berbeda. Namun, Tuhan menggariskan mereka untuk menceritakan kisah yang dimohonkan rembulan. Lebih daripada sekadar misi. Tugas mereka kali ini akan menyatukan belahan bulan yang terpisah. Tugas yang menyerukan bahwa tanpa Islam, dunia akan haus kedamaian”


Itu adalah sepenggal sinopsis yang ada di cover belakang buku ini. Saat pertama saya membaca judul bukunya dan melihat penulisnya, saya langsung tertarik, meskipun saya baru beli pada cetakan ketujuh :)  karena memang saya sudah pernah membaca buku  hanum sebelumnya yang berjudul 99 cahaya di langit eropa.  Kedua buku tersebut sama-sama menceritakan kisah perjalanan hanum dan rangga saat di Eropa – amerika yang menguak tabir dan rahasia sisi lain dunia islam disana, yang selama ini masih banyak terselubung.  Saya makin tertarik dengan sejarah islam, dengan membaca buku ini , hanum sangat apik mengemas kata-kata dan alur cerita sehingga makin penasaran dengan cerita ini .
Buku ini di awali dengan  drama  singkat detik-detik Pesawat American Airlines Flight 11  yang berpenumpang  92 orang pada tanggal 11 September 2001 dibajak  dan menabrakan diri ke Menara kembar Gedung World Trade Center (WTC) . Saat dimana orang yang di dalam pesawat sudah pasrah, karena tidak dapat berbuat apa-apa, sementara orang yang . berada di gedung WTC panik luar biasa..Gedung yang memiliki lantai lebih dari 100 lantai ini , makin menambah putus asa orang yang didalamnya ,karena lift mati, dan satu-satunya jalan adalah tangga darurat untuk turun sampai ke lantai dasar. sehingga tidak sedikit yang lompat bunuh diri dari atas gedung. Cerita ini akan dilanjutkan di bagian akhir buku ini yang saling terjalin satu sama lain.
Hanum dan Rangga ke ditakdirkan ke Amerika selama 2 minggu dengan tugas dan kepentingan yang berbeda-beda, namun akhirnya mempunyai muara yang sama Rangga diminta profesornya untuk mengikuti konferensi bisnis yang dihadiri oleh tokoh bisnisman yang sangat dermawan, sebagai asisten profesor Rangga harus melakukan apa yang diminta , bukan hanya sekedar presentasi tetapi meliput sekaligus mengundang narasumbernya untuk hadir di kampusnya.
Sedangkan Hanum diminta bosnya (hanum bekerja di koran lokal Wina “Heute ist Wunderbar” atau Today is Wonderfull) untuk membuat artikel dengan tema ” Would the world be better without islam”…Akankah Dunia Lebih Baik Tanpa Islam? study kasusnya Tragedi kemanusiaan di Amerika . Wawancara dengan narasumber korban WTC baik dari orang islam maupun non islam. Keduanya sempat mengalami hambatan yang membuat mereka terpisah satusama lain meskipun akhirnya bisa kembali bersama dengan membawa hasil yang tidak terduga. Memang rencana manusia tidak selalu sejalan dengan kuasaNya…dan lagi-lagi membuktikan bahwa Alloh adalah selalu memberikan yang terbaik buat hambaNYA. So…jangan pernah berprasangka buruk sama Alloh ketika kita ada masalah atau kesulitan yang menimpa :)
Selain menceritakan tentang tragedi kemanusian WTC, juga membahas sedikit tentang asal-muasal orang pertama yang tinggal di Amerika atau penemu benua ini. Bagaimana kalau ternyata penemu benua Amerika bukan Christophurus Columbus seperti yang kita pelajari di sejarah selama ini ?
Dan bukti-bukti sejarah islam di Washington dan Newyork, ternyata ada pahatan ayat Al-qur’an Surat Annisa Ayat 135 di salahsatu pintu gerbang Fakultas Hukum Universitas Harvard tentang kehebatan ajaran keadilan sebagai lambang supremasi hukum umat manusia. siapa yang menyangka  kampus yang sangat terkenal dan ada di negara sekuler ternyata tidak lepas dari ayat Al Qur’an? Subhanalloh
Buku ini memang bukan true story murni karena ada unsur fiksi, fakta sejarah , spiritual dan travelling….ini yang membuat pembaca dibawa seolah-olah ikut merasakan apa yang terjadi saat penyerangan gedung WTC sehingga ada semacam luapan emosi saat membacanya. Dan ini makin membuatku bangga sebagai seorang muslim. Makin penasaran, lebih baik langsung baca sendiri
Jadi sangat recomended untuk membaca buku ” Bulan Terbelah di Langit Amerika”  bukan hanya untuk muslim saja , yang non muslim juga boleh lho….:)
Semoga kita yang muslim setelah membaca buku ini, makin memahami hakikat islam yang kita yakini dan bisa menjadi agen muslim yang baik. Amiin

1 comment:

  1. The only change that occurred to French roulette the center of|in the midst of|in the course 클레오카지노 of} the 19th century was the loss of one of many two sectors that gave an advantage to the on line casino. The on line casino classic has remained some of the beloved table games ever since, immortalised in numerous Hollywood blockbusters down the years. Just about anybody who’s ever stepped foot inside a on line casino has enjoyed a spin on its exquisitely crafted wood wheel, lured by the prospect of ‘bringing down the house’. In addition, our data assortment and analysis procedures are carried out solely passively, with completely no interplay with any human topic. To avoid abusing the internet hosting websites (i.e., the gambling websites), the request charges of data-collecting are restricted to 1 request per second. Considering the legal issues and potential negative results of online gambling39–46, our analysis goals only to assist higher forestall adolescent gambling and downside gambling.

    ReplyDelete