Tuesday, December 31, 2013

99 CAHAYA DI LANGIT EROPA

99 Cahaya di Langit Eropa......


Itu adalah sebuah judul buku karangan Hanum Salsabila Rais (putri Amin Rais) dan suaminya Rangga Almahendra. yang sekarang sedang booming di filmkan di bioskup2.

ini adalah buku non fiksi yang berkisah tentang perjalanan pencarian spiritual hanum dan rangga  di Eropa. Sekaligus tentang sejarah islam di Masa lampau.

 

 

Sinopsis "99 Cahaya di Langit Eropa"


Buku ini adalah catatan perjalanan atas sebuah pencarian. Pencarian cahaya Islam di Eropa yang kini sedang tertutup awan saling curiga dan kesalahpahaman. Untuk pertama kalinya dalam 26 tahun, hanum merasakan hidup di suatu negara dimana Islam menjadi minoritas. Pengalaman yang makin memperkaya spiritualku untuk lebih mengenal Islam dengan cara yang berbeda.

Tinggal di Eropa selama 3 tahun adalah arena menjelajah Eropa dan segala isinya. Hingga akhirnya hanum menemukan banyak hal lain yang jauh lebih menarik dari sekedar Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser Mozart, Stadion Sepakbola San Siro, Colloseum Roma, atau gondola gondola di Venezia. Pencarianku telah mengantarkanku pada daftar tempat-tempat ziarah baru di Eropa. Aku tak menyangka Eropa sesungguhnya juga menyimpan sejuta misteri tentang Islam.

Eropa dan Islam. Mereka pernah menjadi pasangan serasi. Kini hubungan keduanya penuh pasang surut prasangka dengan berbagai dinamikanya. Aku merasakan ada manusia-manusia dari kedua pihak yang terus bekerja untuk memperburuk hubungan keduanya.

Pertemuanku dengan perempuan muslim di Austria, Fatma Pasha telah mengajarkanku untuk menjadi bulir-bulir yang bekerja sebaliknya. Menunjukkan pada Eropa bulir cinta dan luasnya kedamaian Islam. Sebagai Turki di Austria, Ia mencoba menebus kesalahan kakek moyangnya yang gagal meluluhkan Eropa dengan menghunus pedang dan meriam. Kini ini ia mencoba lagi dengan cara yang lebih elegan, yaitu dengan lebarnya senyum dan dalamnya samudra kerendahan hati.

Aku dan Fatma mengatur rencana. Kami akan mengarungi jejak-jejak Islam dari barat hingga ke timur Eropa. Dari Andalusia Spanyol hingga ke Istanbul Turki. Dan entah mengapa perjalanan pertamaku justru mengantarkanku ke Kota Paris, pusat ibukota peradaban Eropa.

Di Paris aku bertemu dengan seorang mualaf, Marion Latimer yang bekerja sebagai ilmuwan di Arab World Institute Paris. Marion menunjukkan kepadaku bahwa Eropa juga adalah pantulan cahaya kebesaran Islam. Eropa menyimpan harta karun sejarah Islam yang luar biasa berharganya. Marion membukakan mata hatiku. Membuatku jatuh cinta lagi dengan agamaku, Islam. Islam sebagai sumber pengetahuan yang penuh damai dan kasih.

Museum Louvre, Pantheon, Gereja Notre Dame hingga Les Invalides semakin membuatku yakin dengan agamaku. Islam dulu pernah menjadi sumber cahaya terang benderang ketika Eropa diliputi abad kegelapan. Islam pernah bersinar sebagai peradaban paling maju di dunia, ketika dakwah bisa bersatu dengan pengetahuan dan kedamaian, bukan dengan teror atau kekerasan

Perjalananku menjelajah Eropa adalah sebuah pencarian 99 cahaya kesempurnaan yang pernah dipancarkan oleh Islam di benua ini. Cordoba, Granada, Toledo, Sicilia dan Istanbul masuk dalam manifest perjalanan spiritualku selanjutnya.

Saat memandang matahari tenggelam di Katedral Mezquita Cordoba, Istana Al Hambra Granada, atau Hagia Sophia Istanbul, aku bersimpuh. Matahari tenggelam yang aku lihat adalah jelas matahari yang sama, yang juga dilihat oleh orang-orang di benua ini 1000 tahun lalu. Matahari itu menjadi saksi bisu bahwa Islam pernah menjamah Eropa, menyuburkannya dengan menyebar benih-benih ilmu pengetahuan, dan menyianginya dengan kasih sayang dan toleransi antar umat beragama.

Akhir dari perjalananku selama 3 tahun di Eropa justru mengantarkanku pada titik awal pencarian makna dan tujuan hidup. Makin mendekatkanku pada sumber kebenaran abadi yang Maha Sempurna.

Aku teringat kata sahabat Ali RA:
Wahai anakku! Dunia ini bagaikan samudra di mana banyak ciptaan ciptaan Nya yang tenggelam. Maka jelajahilah dunia ini dengan menyebut nama Allah. Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal kapal yang menyelamatkanmu. Kembangkanlah keimanan sebagai layarmu, logika sebagai pendayung kapalmu, ilmu pengetahuan sebagai nahkoda perjalananmu; dan kesabaran sebagai jangkar dalam setiap badai cobaan.


Demikian sinopsis dari Novel dan Film 99 Cahaya di Langit Eropa.
Terlepas dari buku yang telah ku baca maupun film yang telah ku tonton tersebut, ada hal yang lebih berkesan dari sekedar membaca dan menontonnya. 
Bagiku ini adalah hal istimewa...karena untuk pertama kalinya kami (aku dan suami) nonton film bersama di bioskup stelah hampir 7 tahun tidak pernah nonton bersama. kami pernah nonton di bioskup awal pernikahan saat itu judulnya"Nagabonar jadi 2"

Mungkin bagi pasangan suami istri yang lain hal itu biasa....tapi bagiku ini istimewa, karena suamiku bersedia nonton bersama setelah berpuluh kali saya meminta untuk sekedar pergi berdua nonton atau yang lainnya. Suamiku selalu menolak dengan berbagai alasan ; dan akhirnya ......
Thanks my husband....this is special for me

2 comments:

  1. baguslah alhamdulilah mau diajak nonton.
    klo aku dl nonton habibi ainun karena aku blm pernh sm sekali kebioskop...jdnya dia mau dah diajak nonton ha...

    Spertinya bgus ya bukunya...

    ReplyDelete
  2. iya...waktu film habibi dan ainun aku juga pengin banget nonton...karena suami ga suka film itu dan ga mau di ajak...akhirnya nonton sendirian :(
    Biarpun nonton sendirian...tetap ku nikmati he...he...he

    ReplyDelete